Minggu, 15 Agustus 2021

Secuil Hikmah Di Bulan Muharram


Adanya keberadaan waktu, hari, minggu bahkan bulan-bulan hijriyyah atau masehi di dunia ini agar semua orang tahu akan waktu yang menghapiri dan melaluinya, apakah waktu tersebut mereka gunakan dengan semestinya, ataukah sebaliknya. Akan tetapi terkadang orang-orang tahu bahwa setiap waktu meskipun singkat, itu sangatlah berharga bagi mereka dalam menjalani kehidupannya sehari-hari. Ada bermacam-macam orang beranggapan tentang waktu, ada golongan orang yang menganggap waktu itu hanyalah sesuatu yang sudah ada, tanpa perlu memperhatikannya, dan orang seperti ini menganggap nilai waktu tersebut kecil bahkan remeh disisi mereka. Ada golongan orang yang menganggap waktu itu juga hanyalah bagian dari hidup mereka dan mereka menggunakan waktu tersebut cuman untuk kepentingan pribadi bukan yang lain. Dan juga ada orang yang menganggap waktu itu lebih dari dirinya sendiri karena sangatlah penting bahkan nilainya waktu itu tidak bisa terbayarkan jika lewat sedetik dari mereka, dan juga bagi mereka waktu itu lebih mahal nilainya daripada emas yang berton-ton sekalipun. Nabi Muhammad Saw pernah bersabda didalam hadits nya yang menjelaskan tentang sebaik-baiknya orang dan juga seburuk-buruknya orang. Beliau SAW bersabda:
  عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِى بَكْرَةَ عَنْ أَبِيهِ أَنَّ رَجُلاً قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ النَّاسِ خَيْرٌ قَالَ « مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ ». قَالَ فَأَىُّ النَّاسِ شَرٌّ قَالَ « مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَسَاءَ عَمَلُهُ » رواه الإمام أحمد و الترمذي و الحاكم).
 Artinya : dari Abdurrahman bin abi bakrah dari ayahnya bahwa seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah SAW : wahai Rasulullah, siapakah manusia terbaik itu? Kemudian rasulullah SAW bersabda: Sebaik-baik manusia adalah yang panjang umurnya dan baik perilaku amalnya, Dan siapakah manusia terburuk itu? . Kemudian rasulullah SAW bersabda: orang yang panjang umurnya tapi amalnya jelek. [HR. Ahmad; Tirmidzi; dan al-Hâkim) Umur adalah modal bagi orang yang yakin akan hari akhir. Semakin panjang umur, semakin banyak modal yang diinvestasikan, maka keuntungan yang akan diraihnya juga semakin banyak. Barangsiapa melewatkan hidup untuk kebaikannya maka dia telah beruntung dan sukses. Namun barang siapa menyia-nyiakan modalnya, dia tidak akan beruntung dan bahkan merugi dunia dan terutama akhirat. Orang yang bertambah umurnya, bila bertambah ketaatan nya, maka bertambah pula pahalanya dan derajatnya disisi *الله* Subhanahu wata'ala. Semakin panjang kesempatan yang dimiliki, maka akan semakin banyak keutamaan yang dapat diraih. Tidak semua orang dianugerahi kesempatan yang cukup, oleh karena itu manfaatkan semaksimal mungkin sebelum batas akhir datang dengan tiba-tiba. Oleh karenanya pada event dan kesempatan yang indah ini, mari kita awali pada permulaan bulan Muharram ini dengan berhijrah dari masalalu ke masadepan yang indah dan diinginkan diri sendiri, dan kita sendiri harus tahu apa itu hijrah yang seungguhnya dalam Islam. Hijrah arti secara bahasa yaitu pindah atau bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya. Dalam sejarah islam, Hijrah merujuk pada tradisi dan praktik yang pernah dilakukan oleh Rasulullah Saw itu sendiri yaitu melakukan perpindahan dari Mekkah ke Madinah. Perpindahan Rasulullah SAW dari Mekkah ke Madinah itu dilatar belakangi oleh keinginan untuk mendapatkan tempat dakwah yang baru serta situasi yang lebih menjanjikan daripada sebelumnya. Nah, Bagaimana makna hijrah dalam tradisi Rasulullah SAW dikontekstualisasikan dalam kehidupan modern pada saat ini? Hijrah sebagai sebuah gerakan secara fisik sangat berkaitan dengan gerakan yang bersifat spiritual. Artinya, keberhasilan berhijrah tidak semata-mata ditentukan oleh perpindahan fisik, tapi juga ditentukan oleh niat dari seseorang untuk melakukan perpindahan. Dalam konteks modern saat ini, hijrah dipahami sebagai upaya untuk mengubah perilaku dan mental dengan semangat ke-Islam-an yang baru.Sudah barang tentu, dalam kehidupan sehari-hari kita juga melakukan hijrah. Bekerja adalah hijrah, mencari nafkah adalah hijrah. Keduanya adalah upaya kita untuk melakukan perubahan atas nasib kita di hari ini untuk menjadi lebih baik di hari lain. Karena itu, hijrah adalah hal yang dilakukan oleh semua orang yang memiliki itikad baik dalam memandang kehidupan. Karena pada dasarnya, hijrah adalah upaya kita untuk meraih pencapaian dan prestasi, baik spiritual maupun material yang lebih baik dari sebelumnyaDengan singkat saya katakan bahwa hijrah adalah bagaimana kita mengubah diri kita saat ini menjadi diri kita yang lebih baik di masa mendatang. Allah telah menjanjikan janji untuk orang baik berhijrah di jalan Allah, dan menemukan dampaknya pada dirinya sendiri dan kekayaannya dan agamanya, yang mana Allah SWT berfirman :
 وَمَن يُهَاجِرْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يَجِدْ فِي الْأَرْضِ مُرَاغَمًا كَثِيرًا وَسَعَةً ۚ وَمَن يَخْرُجْ مِن بَيْتِهِ مُهَاجِرًا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ يُدْرِكْهُ الْمَوْتُ فَقَدْ وَقَعَ أَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ ۗ). سورة النساء: 100.
 Artinya: "Barang siapa yang berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak. Barang siapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang," (Surat An-Nisâ ayat 100). Hijrah dalam ayat di atas dimaknai oleh At-Thabary sebagai berikut: 
ومن يُفارق أرضَ الشرك وأهلَها هربًا بدينه منها ومنهم، إلى أرض الإسلام وأهلها المؤمنين 
 Artinya: "Orang yang rela meninggalkan bumi syirik dan penduduknya guna lari menyelamatkan agamanya dan menjauhi agama mereka, menuju ke wilayah Islam dan penduduknya merupakan kaum beriman," (At-Thabary, Tafsir At-Thabary). Adapun yang dimaksud dengan سبيل الله dalam ayat tersebut adalah: منهاج دين الله وطريقه الذي شرعه لخلقه، وذلك الدين القَيِّم "paradigma agamanya Allah dan jalan yang disyariatkan kepada makhluknya, dan demikian itu adalah agama yang lurus,"dzikri.khotami/red.
Latest
Next Post

0 comments: